Sabtu, 24 Desember 2011

SEBAGIAN UMAT MENYEMBAH BERHALA

SEBAGIAN UMAT MENYEMBAH BERHALA
Disusun oleh Muslim Atsari

Sebagian orang menyangka bahwa jika seseorang sudak masuk Islam, mengikrarkan kalimat tauhid Laa ilaaha ila Alloh, maka dia sudah bebas dari kemusyrikan. Demikian juga sebagian yang lain menyangka bahwa di kalangan orang Islam tidak ada kemusyrikan. Sesungguhnya anggapan dan persangkaan di atas tidak benar. Bahkan Nabi Muhammad n telah memberitakan bahwa sebagian umat ini akan mengikuti jalan-jalan orang-orang ahli kitab zaman dahulu. Sedangkan mereka dahulu telah menyembah berhala. Inilah hadits yang shohih yang menerangkannya:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ؟
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Nabi n bersabda: “Kamu benar-benar akan mengikuti jalan-jalan orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga seandainya mereka melewati lobang dhob (satu jenis kadal pasir), kamu benar-benar juga akan melewatinya”. Kami (para sahabat) bertanya: “Wahai Rosululloh, apakah anda maksudkan orang-orang Yahudi dan Nashoro?” Beliau menjawab: “Siapakah selain mereka?” (HR. Bukhari, no: 3456; Muslim, no: 2669)

Syaikh Abdurrohman bin Hasan Alu Syaikh berkata: “Nabi n menghendaki bahwa umatnya tidaklah meninggalkan seseuatupun yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashoro kecuali umat ini melakukan semuanya. Mereka tidak akan meninggalkan sesuatupun darinya. Oleh karena itulah Sufyan bin ‘Uyainah berkata: “Orang yang rusak di antara ulama kita, maka padanya terdapat perserupaan dengan Yahudi. Dan orang yang rusak di antara ahli ibadah kita, maka padanya terdapat perserupaan dengan dan Nashoro”. Alangkah banyaknya dua kelompok ini. Akan tetapi di antara rohmat Alloh dan nikmatNya, tidak menjadikan umat ini tidak akan bersatu di atas kesesatan”. (Fathul Majid, hal: 240, penerbit: Dar Ibni Hazm)
Maka ini merupakan kaedah yang penting, bahwa apa yang terjadi pada Yahudi dan Nashoro, juga akan terjadi pada umat Islam.

YAHUDI DAN NASHORO MENYEMBAH SELAIN ALLOH
Alloh berfirman memberitakan tentang orang-orang Yahudi dan Nashoro yang telah mengangkat orang-orang ‘alim dan rahib-rahib mereka sebagai “tuhan-tuhan” selain Alloh. Dia berfirman:
اِتَّخَذُوْا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَآأُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْا إِلَهًا وَاحِدًا لآإِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ {31}
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah (9): 31)

Ayat ini dijelaskan oleh Nabi n di dalam sebuah haditsnya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Adi bin Hatim sebagai berikut:
عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي عُنُقِي صَلِيبٌ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ يَا عَدِيُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ وَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ فِي سُورَةِ بَرَاءَةٌ ((اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ)) قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
Dari ‘Adi bin Hatim, dia berkata: “Aku mendatangi Nabi n , sedangkan pada leherku terdapat (kalung) salib yang terbuat dari emas. Maka beliau bersabda: “Hai ‘Adi, buanglah darimu berhala itu!” Dan aku mendengar beliau membaca (Ayat Al-Qur’an) di dalam surat Baro’ah (At-Taubah): “Mereka (orang-orang Yahudi dan Nashrani) menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb (tuhan-tuhan) selain Allah”, beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka itu (para pengikut) tidaklah beribadah kepada mereka (orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka). Akan tetapi jika mereka (orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka) menghalalkan sesuatu untuk mereka, merekapun menganggap halal. Jika mereka (orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka) mengharamkan sesuatu untuk mereka, merekapun menganggap haram”. (HR. Tirmidzi, no: 3095; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

Alloh Ta’ala juga berfirman mengenai orang-orang Yahudi:
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللهِ مَن لَّعَنَهُ اللهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلاَئِكَ شَرُُّ مَّكَانًا وَأَضَلُّ عَن سَوَآءِ السَّبِيلِ {60}
Katakanlah:"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik ) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi (dan orang yang) menyembah Taghut". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. 5:60)

Demikian juga orang-orang Nashoro. Mereka memiliki kebiasaan menjadikan kubur orang sholih sebagai masjid, kemudian mereka menyembah orang sholih itu. Oleh karena itulah mereka itu seburuk-buruk makhluk, sebagaimana ditegaskan di dalam hadits-hadits yang shohih, antara lain:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا اشْتَكَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأُمُّ حَبِيبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَتَتَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَتَصَاوِيرَ فِيهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ أُولَئِكِ إِذَا مَاتَ مِنْهُمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّورَةَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ
Dari ‘Aisyah –semoga Alloh meridhoinya-, dia berkata: “Ketika Nabi s sakit, sebagian istri-istri Nabi n menyebutkan sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah, yang dinamakan gereja Mariyah. Dahulu Ummu Salamah dan Ummu HAbibah –semoga Alloh meridhoikeduanya- pernah mendatangi negeri Habasya. Keduanya menyebutkan tentang keindahannya dan patung-patung/gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka Nabi n mengankat kepalanya, lalu bersabda: “Mereka itu, jika ada seorang yang sholih di antara mereka mati, mereka membangun masjid di atas kuburnya, kemudian membuat patung/gambar orang sholih itu di dalamnya. Mereka itu seburuk-buruk manusia di sisi Alloh”. (HSR. Bukhari no:1341; Muslim no:528)

BERITA NABI n
Selain perjelasan di atas, maka kejadian sebagian umat ini ada yang menyembah selain Alloh merupakan berita pasti yang datang dari Nabi n .
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي الْأَوْثَانَ
Dan waktu kiamat tidak akan datang sampai kabilah-kabilah dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan sampai kabilah-kabilah dari umatku menyembah berhala-berhala. (HR. Abu Dawud, no: 4252; Ahmad 5/278, 284; Al-Baihaqi, no: 3952. Dishohihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani)

Syaikh Abdurrohman bin Hasan Alu Syaikh berkata: “Ini bantahan terhadap orang yang mengatakan (dengan perkataan) yang berbeda dengan isi hadits ini, yaitu diantara orang-orang menyembah kubur, orang-orang yang mengingkari terjadinya kemusyrikan pada sebagian umat dengan sebab menyembah berhala. Hal itu karena kebodohan mereka terhadap hakekat tauhid dan kemusyrikan yang bertentangan dengannya. Padahal tauhid merupakan perintah yang paling besar, sedangkan syirik merupakan dosa yang paling besar”. (Fathul Majid, hlm: 245)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin berkata: “Ini telah terjadi. Pada setiap daerah kaum muslimin, (sebagian) mereka menyembah kubur, mengagungkan para penghuni kubur, meminta kebutuhan/hajat dan harapan kepada mereka, dan berlindung kepada mereka”. (Al-Qoulul Mufid 1/493)
Di dalam hadits lain, Nabi n bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَضْطَرِبَ أَلَيَاتُ نِسَاءِ دَوْسٍ عَلَى ذِي الْخَلَصَةِ وَذُو الْخَلَصَةِ طَاغِيَةُ دَوْسٍ الَّتِي كَانُوا يَعْبُدُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ
“Tidak akan datang kiamat sampai pantat-pantat wanita-wanita suku Daus bergoyang-goyang di sekitar Dzul Kholashoh”, dan Dzul Kholashoh adalah patung suku Daus yang mereka sembah di zaman jahiliyah. (HR. Bukhori, no: 7116; Muslim, no: 2906; dari Abu Huroiroh)

Setelah kita semua mengetahui hal ini, maka sepantasnya kita waspada. Jangan sampai termasuk golongan orang-orang yang diberitakan di dalam hadits Nabi n ini. Wallohul Musta’an.

2 komentar:

Zavier Brilliant mengatakan...

http://jawaramakalah.blogspot.com/2017/11/ancaman-terhadap-penyembahan-berhala.html

Abu hudzaifah mengatakan...

assalamu alaikum. izin copy admin?

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template